Senin, 07 Oktober 2019



Tulisan ini merupakan tugas Critical Book Report mahasiswa jurusan pendidikan masyarakat dengan mata kuliah pendekatan pembelajaran PLS atas nama Risky Adinda Safitri, NIM 1192471006
                                                                                                                       
Identitas Buku
Buku Utama
1. Judul                  : Ragam Pengembangan Model Pembelajaran
2. Penulis                : Imas Kurniasih S.Pd & Berlin Sani      
3. Penerbit              : Kata Pena
4. Kota Terbit         : Jakarta
5. Tahun Terbit      : 2015
6.Halaman Buku    : 127
7. ISBN                  : 978-602-1296-15-8

Buku Pembanding
1. Judul           : Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar     Mengajar yang Kreatif dan Efektif
2. Penulis                     : Prof. Dr. Hamzah B. Uno, M. Pd    
3. Penerbit                   : PT. Bumi Aksara
4. Kota Terbit              : Jakarta
5. Tahun Terbit           : 2017
6.Halaman Buku         : 229
7. ISBN                       : 979-010-170-8

RINGKASAN BUKU BUKU UTAMA
BAB 2 MENJADI GURU PROFESIONAL
            Pengertian guru profesional adalah semua orang yang mempunyai kewenangan serta bertanggung jawab tentang pendidikan anak didiknya, baik secara individual atau klasikal, di sekolah atau di luar sekolah. Guru juga mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk membimbing serta membina muridnya. Secara sederhana, alat untuk mengukur tingkat profesionalisme guru adalah dengan melihat kompetensi guru dalam beberapa hal tertentu. Diantara kompetensi yang harus dimiliki guru adalah:
1.        Kompetensi Pedogogik
Kompetensi Pedagogik merupakan kemampuan yang berkaitan dengan pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Kompetensi Pedagogik yang harus dimiliki yaitu:
·           Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
·           Pemahaman terhadap peserta didik
·           Pengembangan kurikulum atau silabus
·           Perancangan pembelajaran
·           Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
·           Pemanfaatan teknologi pembelajaran
·           Evaluasi hasil belajar
·           Pengembangan peserta didik guna mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki

2.        Kompetensi Personal
Kompetensi ini berkaitan dengan kepribadian guru yang luhur yang tercermin dalam perilaku sehari-hari. Kompetensi keprobadian terdiri dari:
·           Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional
·           Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat
·           Menampilkan pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa
·           Menunjukkan etos kerja, bertanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri
·           Menjunjung kode etik profesi guru

3.        Kompetensi Profesional
Guru profesional merupakan guru yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya bidangnya. Sebagai suatu profesi, maka harus memenuhi kriteria profesional, sebagai berikut:
·           Fisik
·           Mental atau kepribadian
·           Keilmiahan atau pengetahuan                                                          1
·           Keterampilan

4.        Kompetensi sosial
Kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru dalam berkomunikasi serta berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sekolah maupun lingkungan luar sekolah. Kompetensi sosial yang harus dimiliki yaitu:
·           Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat
·           Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
·           Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, dan tenaga kependidikan, dan orangtua/wali peserta didik
·           Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

                                                                                   
BAB 3
PENGEMBANGAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

Model pembelajaran memiliki arti yang smaa dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Ciri-ciri khusus yang harus ada dalam sebuah model pembelajaran yaitu:
·           Model tersebut harus rasional teoritik serta yang logis dan disusun oleh para pencipta atau pengembangannya.
·           Memiliki landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar
·           Adanya tingkah laku dalam mengajar, agar model tersebut dapat dilaksanakan dan berhasil
·           Adanya lingkungan belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai

Dalam pengembangan konsep model pembelajaran, maka guru harus bisa memastikan bahwa model mengajar atau pembelajaran itu harus mengandung suatu rasional yang didasarkan pada teori, berisi serangkaian langkah strategi yang dilakukan guru maupun siswa, didukung dengan sistem penunjang atau fasilitas pembelajaran, dan metode untuk mengevaluasi kemajuan belajar siswa.
   
                                                                                            
BAB 4
BERBAGAI MACAM MODEL PEMBELAJARAN

1.        Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Penghargaan kelompok berdasarkan atas sekor yang didapatkan oleh kelompok dan skor kelompok ini diperoleh dari peningkatan siswa terhadap kelompoknya didasarkan ketentuan.
Langkah-langkah model pembelajaran STAD dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
·           Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
·           Guru menyampaikan informasi kepada siswa untuk membentuk kelompok-kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa
·           Menyajikan informasi
·           Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat
·           Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat.

2.        Model Pembelajaran JIGSAW
Jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif yang didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajaraannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Pada model pembelajaran jigsaw ini keaktifan siswa sangat dibutuhkan, dengan dibentuknya kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 3-5 orang yang terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli. Adapun langkah-langkah penerapan model pembelajaran jigsaw, yaitu:
·           Persiapan
·           Penjelasan materi
·           Guru membagi siswa ke dalam kelompok asal dan ahli
·           Guru menentukan skor awal masing-masing kelompok
·           Rencana kegiatan
·           Melakukan evaluasi

3.        Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
Model pembelajaran ini harus dilaksanakan dengan memberikan penomoran sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok. Dengan pemberian nomor tersebut, guru dapat mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang diberikan dapat diambil dari materi pelajaran tertentu yang memang sedang dipelajari. Dan dalam membuat pertanyaan diusahakan dapat bervariasi dari yang spesifik sehingga bersifat umum dengan tingkat kesulitan yang bervariasi. Teknik pelaksanaan Numbered Heads Together (NHT) yaitu:
·       Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
·       Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai.
·       Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok.
·       Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain.

4.        Example Non Example
Model ini di khusus kan untuk belajar membaca dan menulis permulaan dikelas permulaan SD meskupun demikian, model ini dapat dipergunakan dalam berbagai bidng pengajaran.
Teknis pelaksanaan model Example Non Example, yaitu:
·      Persiapan guru untuk menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran yang telah digariskan.
·      Gambar yang ada dipersiapkan dengan menggunakan media OHP atau proyektor, dan juga bisa langsung menggunakan poster yang ditempel di papan tulis
·      Setelah gambar diperlihatkan, guru harus memberikan waktu kepada siswa untuk mempelajari, menganalisa gambar yang sudah ada.
·      Pendapat siswa bisa diminta secara perorangan dan bisa juga secara kelompok yang sudah ditentukan sebelumnya (pendapat dituliskan dan dipaparkan dengan waktu yang telah ditentukan)
·      Dari komentar dan hasil diskusi siswa, guru menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai dan kemudian menyimpulkan.

5.        Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)
Model ini di khusus kan untuk belajar membaca dan menulis permulaan dikelas permulaan SD meskupun demikian, model ini dapat dipergunakan dalam berbagai bidng pengajaran.
Teknik pelaksanaan Model Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS), yaitu:
·      Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan diberikan
·      Kemudian membaca dengan bahwan yang dijadikan 2 bagian
·      Bagian pertama membaca permulaan tanpa buku dan kemudian membaca permulaan buku
·      Merekam bahasa anak melalui pertanyaan-pertanyaan dari pengajar sebagai kontak permulaan
·      Menampilkan gambar sambil bercerita. Setiap kali gambar diperlihatkan muncullah kalimat anak-anak yang sesuai dengan gambar.

6.        Model Pembelajaran Terpadu
Merupakan pengorganisasian pembelajaran yang menggunakan beberapa bidang mata pelajara yang  sesuai.
Teknis pelaksanaan Model Pembelajaran Terpadu, yaitu:
·      Integrasi melalui pemaduan siswa
·      Integrasi materi atau mata pelajaran
·      Tahap perencanaan pembelajaran terpadu
·      Tahapan penentuan tema
·      Langkah perencaan aktivitas                                                               5
·      Evaluasi dalam pembelajaran terpadu
·      Kontrak belajar

7.        Model Pembelajaran Picture and Picture
Merupakan model pembelajaran yang kooperatif adanya kelompok dengan menggunakan media gambar yang dipasang atau diurutkan menjadi urutan logis.
Teknis pelaksanaan Model Pembelajaran Picture and Picture, yaitu:
·      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
·      Guru menyampaikan pengantar pembelajaran
·      Guru memperlihatkan gambar-gambar yang telah disiapkan
·      Langkah selanjutnya siswa dipanggil secara bergantian untuk mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
·      Guru menanyakan alasan logis urutan yang gambar
·      Setelah gambar menjadi urut, guru harus bisa menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

8.        Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Introduction)
Ini membuat siswa menjadi pembelajar yang mandiri, artinya ketika siswa elajar, maka siswa dapat memilih strategi belajar yang sesuai, terampil menggunakan strategi tersebut untuk belajar dan mampu mengontrol proses belajarnya, sserta termotivasi untuk menyelesaikan belajarnya itu.
Teknis pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Introduction), yaitu:
·      Orientasi siswa kepada masalah
·      Mengorganisasikan siswa untuk belajar
·      Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
·      Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
·      Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
·      Mempersiapkan tugas interaktif
·      Mempersiapkan lingkungan belajar dan tugas-tugas managemen serta melakukan evaluasi

9.        Model Pembelajaran Mind Mapping
Merupakan cara untuk menempatkan informasi kedalam otak dan mengambilnya kembali keluar otak.
Teknis pelaksanaan Model Pembelajaran Mind Mapping, yaitu:
·      Pertama kali guru harus menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
·      Guru menyampaikan materi sebagaimana biasa
·      Untuk mengetahui daya tanggap siswa, bentuklah kelompok berpasangan
·      Tunjuk salah satu siswa yang berpasangan itu untuk menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnnya.
·      Menugaskan siswa secara bergiliran atau bisa juga dengan cara diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
·      Guru mengulangi atau menjelaskan kembali materi yang telah didiskusikan
·      Dan diakhiri dengan mengambil keputusan

10.    Model Make A Match
Model ini siswa diajak mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
Teknis pelaksanaan model pembelajaran Model Make A Match, yaitu:
·      Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
·      Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban
·      Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang
·      Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya
·      Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya akan mendapat hukuman, yang telah disepakati bersama
·      Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya
·      Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok
·      Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pembelajaran

11.    Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share (TPS)
Adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Teknis pelaksanaan model Tipe Think Pair Share (TPS), yaitu:
·      Dimulai dengan langkah berpikir (thingking) sebagaimana model pembelajaran ini
·      Langkah selanjutnya adalah berpasangan (pairing)
·      Setelah membagi kelompok siswa diminta untuk berbagi (sharing)

12.    Model Pembelajaran Debat
Lebih diarahkan untuk mengembangkan kemampuan tertentu dkalangan siswa, seperti siswa mampu mengutarakan pendapat secara logis.      7
Teknis pelaksanaan model Debat, yaitu:
·      Buatlah sebuah pernyataan yang kontroversial terhadap materi yang telah kita berikan sebelumnya
·      Bentuk siswa dalam 2 kelompok besar di dalam kelas dengan satu kelompok adalah sebagi kelompok pro atau pendukung pernyatan sementara satu kelompok yang lain adalah sebagaii kelompok kontra atau kelompok yang menolak pernyataan tersebut.
·      Selahkan tanyakan kepada kelompok pro, mengapa mereka mendukung pernyataan tersebut. Alasan-alasan apa yang menguatkan pernyataan tersbeut? Dan setelah itu kelompok kontra harus mempertahankan pendapatnya tersebut juga disertai dengan argumentasi-argumentasi yang masuk akal.
·      Atur lalu lintas debat agar tidak terjadi “Debat Kusir”

13.    Model Pembelajaran Artikulasi
Adalah Pembelajaran dengan sistem pesan berantai.
Teknis pelaksanaan model Artikulasi, yaitu:
·      Pertama kali guru menerangkan pelajaran apa yang hendak dibahas serta menjelaskan model pembelajaran yang hendak digunakan
·      Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
·      Guru menyajikan materi sebagaimana biasa hingga siswa paham
·      Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
·      Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
·      Menugaskan siswa secara bergiliran atau juga bisa dengan cara diundi atau diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya sampai sebagian siswa sudah menyampaikan  hasil wawancaranya
·      Guru mengulangi kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
·      Kemudia menyimpulkan materi dan menurup pembelajaran

14.    Model Pembelajaran Role Playing
Cara penguasaan bahanbahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa terhadap materi.
Teknis pelaksanaan model Role Playing, yaitu:
·      Guru menyusun serta mempersiapkan skenario yang akan ditampilkan dalam metode role playing
·      Kemudian guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
·      Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya lebih kurang 5 orang
                                                                                                            8
·      Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
·      Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
·      Masing-masing siswa berada dikelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan
·      Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas atau memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok
·      Masing-masing kelompok meyampaikan hasil kesimpulannya
·      Guru memberikan kesimpulan secara umum, kemudian melakukan evaluasi seperti biasanya dan setelah itu menutup.

15.    Model Pembelajaran Group Investigation
Salah satu cara bentuk model pembelajaran kooperatif yang memiliki titik tekan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi atau segala sesuatu menegnai materi pembelajaran yang akan dipelajari.

Teknis pelaksanaan model Group Investigation, yaitu:
·      Menyeleksi topik
·      Merencanakan kerjasama
·      Pelaksanaan
·      Analisis dan sintesis
·      Penyajian hasil akhir
·      Melakukan evaluasi

16.    Model Pembelajaran bertukar Pasangan
Model pembelajaran dengan proses yang sangat dianamis ketika dilaksanakan.

Teknis pelaksanaan model bertukar pasangan, yaitu:
·      Siswa dibentuk berkelompok secara berpasangan, bisa pilihan guru ataupun pilihan siswa sendiri
·      Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya
·      Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan dari kelompok yang lain
·      Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka
·      Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula
·      Setelah itu guru menyimpulkan materi pelajaran seperti biasa dan baru menutup pelajaran

17.    Model pembelajaran Snowball Throwing
Model pembelajaran dengan menggunakan bola kemudia dilemparkan secara bergiliran anatara sesama anggota kelompok.                                               9
Teknis pelaksanaan model Snowball Throwing, yaitu:
·      Seperti pembelajaran biasa, dimana guru menyampaikan materi yang akan disajikan. Cukup beberapa menit saja.
·      Setelah itu membentuk kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
·      Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudia menjelaskan materi yang disampaikan oleg guru kepada temannya
·      Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
·      Kemudia kertas tersbeut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama kurang lebih 5 menit
·      Setelah siswa mendapat satu bola atau satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
·      Setelah semuanya mendapat giliran, kemudian guru memberikan kesimulan materi hari itu dan melakukan evaluasi jika dibutuhkan dan kemudian menutup pelajaran

18.    Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining
Model pembelajaran yang melatih siswa untuk dapat mempersentasikan ide atau gagasan mereka pada teman temannya.
Teknis pelaksanaan model Student Facilitator And Explaining, yaitu:
·      Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut
·      Guru menerangkan atau menyajikan garis-garis besar materi pembelajaran
·      Kemudian memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya
·      Guru menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa
·      Guru menerangkan semua materi yang disajikan sebagai kesimpulan dan kemudia menutup pelajaran

19.    Model Pembelajaran Course Review Horay
Teknis pelaksanaan model Course Review Horay, yaitu:
·      Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
·      Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai topik dan tanya jawab
·      Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok
·      Untuk menguji pemahaman siswa disuruh membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan dan diisi dengan nomor tang ditentukan guru
·      Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya didalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru.
·      Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa telah ditulis didalam kartu atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi
·      Bagi yang benar, siswa diberikan tanda check list dan langsung berteriak horay atau menyanyikan yel-yelnya
·      Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak horay
·      Guru memberikan reward pada yang memperoleh nilai tinggi atau yang banyak memperoleh horay
·      Penutup

20.    Model Pembelajaran Talking Stick
Teknis pelaksanaan Talking Stick, yaitu;
·      Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada saat itu
·      Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang
·      Guru menyiapak sebuah tongkat yang panjanganya 20 cm
·      Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran tersebut dalam waktu yang telah ditentukan

21.    Model Pembelajaran Eksperimen
Teknis pelaksanaan model Eksperimen, yaitu:
·      Menerangkan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari
·      Kemudian guru menerangkan tentang model pembelajaran yang akan dilaksanakan
·      Membicarakn terlebih dahulu permasalahan yang signifikan untuk di angkan dan akan dipertontonkan
·      Sebelum guru menetapkan alat yang diperlukan langkah-langkah apa saja yang harus di variabel-variabel apa yang harus dikontrol
·      Setelah eksperimen dilakukan guru harus mengumpulkan laporan, memproses kegiatan, dan mengadakan tes untuk menguji pemahaman murid

22.    Model Pembelajaran CIRC (Cooperative, Intergrated, Reading and Composition)
Teknis pelaksanaan model CIRC, yiatu:
·      Separuh kelas membentuk lingkaran kecil dan mengahadap keluar
·      Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran diluar lingkaran pertama menghadap kedalam
·      Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi
·      Pertukaran informasi bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
·      Kemudian siswa yang dilingkaran kecil diam ditempat, sementara siswa yang dilingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam
·      Sekarang siswa berada dilingkaran besar yang membagi informasi demikian seterusnya
·      Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur

23.    Model Pembelajaran Cooperative Learning (Tebak Kata)
Teknis pelaksanaan model Cooperative Learning (Tebak Kata), yaitu:
·      Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai
·      Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas
·      Seorang siswa diberi karti yang berukuran 10x10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa lainnya diberi kartu yang berukuran 5x2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga
·      Sementara siswa membawa kartu 10x10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10x10 cm. Jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempekan di dahi atau telinga
·      Apabila jawaban tepat (sesuai yang tertulis) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawaban, dan seterusnya.

24.    Model Pembelajaran Word Square
Teknis pelaksanaan model Word Square, yaitu:
·      Lengkah pertama, guru menyampaikan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran materi tersebut.
·      Kemudian guru membagikan lembaran kegiatan sesuai arahan yang ada
·      Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban secara vertikal, horizontal maupun diagonal
·      Berikan poin setiap jawaban dalam kotak

25.    Model Pembelajaran Scramble
Siswa hanya ditugaskan mengkoreksi jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat dan benar.
Teknik Pelaksanaan Model Pembelajaran Scramble
·       Guru menyajikan materi sesuai topik
·       Media yang digunakan dalam model Scramble
·       Mempersiapkan media
·       Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi
·       Kemudian susun huruf hurufnya

26.    Model Pembelajaran Take an Give
Merupakan model pembelajaran yang memiliki sintaks, menuntut siswa mampu memahami materi pelajaran yang diberikan guru dan teman lainnya.

27.    Model Pembelajaran Consept Sentence
Merupakan salah satu dari cooperative learning, dimana siswa belajar dengan kelompoknya untuk membuat beberapa kalimat sesuai dengan kata kunci yang telah diberikan oleh guru kepada siswa.

28.    Model pembelajaran Time Token
Merupakan salah satu contoh kecil dari penerapan pembelajaran yang demokratis disekolah.

29.    Model Pembelajaran Round Club
Adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk berkerja sama saling membantu mengjontruksi konsep.

30.    Model Pembelajaran Pair Cheks Spencer Kagen
Proses belajar yang mengedepankan kerja sama kelompok.

31.    Model Pembelajaran Inquiry
Pembelajaran dengan seni merekayasa situasi situasi sedemikian rupa sehingga siswa bisa berperan sebagai ilmuan.

32.    Metode Pembelajaran Cooperative Script
Metode pembelajaran berpasang pasangan  dan masing masing individu dalam pasangan yang ada mengikhtisarkan materi materi yang telah dipelajari.



BUKU PEMBANDING
BAB I
STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Pandangan Tentang Strategi Pembelajaran
Terdapat berbagai pandangan tentang strategi pembelajaran sebagaimana telah dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut.
-          Kozna
-          Gerlach dan Ely
-          Dick dan Carey
-          Gropper
2. Komponen Strategi Pembelajaran
- Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
Sebagai bagian dari suatu sistem pembelajaran secara keseluruhan memegang peranan penting.
- Penyampaian Informasi
     Sebagai suatu kegiatan yang paling penting dalam proses pembelajaran.
- Partisipasi Peserta Didik
     Peserta didik merupakan pusat dari suatu kegiatan belajar.
- Tes
     Digunakan oleh guru untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran telah tercapai atau belum.
- Kegiatan Lanjutan
     Suatu hasil kegiatan yang telah dilakukan sering kali tidak dilaksanakan dengan baik oleh guru.
3. Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran
- Berorientasi pada tujuan pembelajaran.
- Pilih teknik embelajaran sesuai dengan keterampilan yang diharapkan.
- Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan rangsangan pada indra peserta didik.                                                  

BAB II
MODEL PEMBELAJARAN SOSIAL
1. Model Pembelajaran Bermain Peran
Bahwa bermain peran dapat mendorong siswa mengekspresikan perasaannya dan bahkan melepaskan, dan proses psikologis melibatkan sikap nilai dan keyakinan kita serta mengarahkan pada kesadaran melalui keterlibatan yang disertai analisis.
Prosedur bermain peran terdiri atas sembilan langkah yaitu : Pemanasan, Memilih Partisipan, Menyiapkan Pengamat, Menata Panggung, Memainkan peran, Diskusi dan Evaluasi, Memainkan peran Ulang, Diskusi dan Evaluasi ke dua, dan berbagi pengalaman dan kesimpulan.
2. Model Pembelajaran Simulasi Sosial
Simulasi telah diterapkan dalam pendidikan lebih dari 30 tahun. Pelopornya antara lain Sarene Boocock dan Harold Guetzkow. Walaupun model simulasi bukan berasal dari disiplin ilmu pendidikan, tetapi merupakan penerapan dari prinsip sibernetik, suatu cabang dari psikologi sibernetik yaitu suatu studi perbandingan antara bilogis dan teknologi.
Proses simulasi tergantung pada peran fasilitator, ada 4 prinsip yang harus dipegang oleh fasilitator : 1. Penjelasan, 2. Mengawasi, 3. Melatih, 4. Diskusi.
3. Model Pembelajaran Telaah Yurisprudensi (Juris Prudential Inquiry)
Model pembelajaran yang melatih siswa untuk peka terhadap permasalahan sosial, mengambil posisi terhadap permasalahan tersebut, serta mempertahankan sikap tersebut dengan argumentasi yang relevan dan valid.
Kunci Umum keberhasilan model ini adalah melalui metode dialog socrates. Langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu : 1. Orientasi terhadap kasus, 2. Mengidentifikasi Isu, 3. Pengambilan posisi, 4. Mengalih argumentasi untuk mendukung posisi, 5. Memperjelas ulang dan memperkuat posisi, 6. Menguji asumsi tentang fakta definisi dan konsekuensi.

BAB III
MODEL PEMBELAJARAN JARAK JAUH
Adalah sekumpulan metode pengajaran dimana aktifitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktifitas belajar. Pemisah kedua kgiatan tersebut dapat berupa jarak fisik dan nonfisik. Sistem pendidikan jarak jauh merupakan suatu alternatif pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan. Dalam sistem perlu diperhatikan tentang desain dan pengembangan sistem, interactivity, active learning, visual imagery, dan komunikasi yang efektif.
Ø  Pendidikan Jarak Jauh Secara Online
Pendidikan jarak jauh secara online mengatasi keterbatasan yang ada pada jenis-jenis pendidikan jarak jauh lainnya yaitu jarak jauh dengan satelit serta teknologi televisi.
Ø  Pendidikan Jarak Jauh Berbasis WEB Secara Online
Diumpamakan suatu pendidikan jarak jauh berbasis web sebagai suatu community maka didalamnya harus dapat memfasilitasi bertemunya atau berinteraksinya mahasiswa dan dosen.

Ø  Pendidikan Secara Online Di Luar Negeri
Di luar negeri, khususnya di negara maju, pendidikan jarak jauh menjadi alternatif pendidikan yang cukup digemari. Metode pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tangga dan lansia.

Ø  Prospek Pendidikan Secara Online di Indonesia
Di Indonesia, prospek pendidikan jarak jauh dengan sarana internet telah menjadi perhatian beberapa kalangan, baik dari dunia pendidikan maupun dunia teknologi informasi.

BAB IV
MANAJEMEN DIRI DALAM PEMBELAJARAN

Pandangan behavioral dalam belajar adalah manajemen diri yaitu membantu siswa agar mampu mengontrol kegiatan belajarnya. Peran siswa dalam kegiatan belajarnya merupakan perhatian umum dari para psikolog dan para pendidik saat ini. Perhatian ini tidak terbatas pada beberapa kelompok atau teori tertentu.

Ø  Deskripsi Teori
Yaitu menentukan tujuan, memonitor dan mengevaluasi kemajuan, dan memberikan penguatan diri. Hidup dipenuhi dengan tugas-tugas yang perlu diurutkan dalam manajemen diri agar kegiatan lebih teratur dan pencapaian tujuan bisa diprediksi.

Ø  Menentukan Tujuan
Tujuan yang berorientasi pada tugas harus didorong untuk dikembangkan sendiri oleh yang bersangkutan, sesuai dengan pola belajar awal dari orang tersebut.

Ø  Mencatat dan Mengevaluasi kemajuan
Beberapa contoh perilaku yang tepat untuk dicatat sendiri antara lain banyaknya tugas yang diselesaikan, waktu yang dihabiskan untuk mempraktikan kerampilan, banyaknya buku yang dibaca, dan frekuensi meninggalkan kelas tanpa permisi. Evaluasi diri kadang kala lebih sulit daripada pencatatan diri yang sederhana karena menyangkut pemberian keputusn tentang kualitas.

Ø  Penguatan Diri
Penguatan diri sangat membantu, bagi siswa yang kurang memiliki motivasi berprestasi atau bagi siswa yang kurang akurat dalam menentukan ukuran kesuksesan.

Ø  Petunjuk Pelaksanaan Program Manajemen Diri
1. Memperkenalkan sistem secara positif.
2. Membantu siswa belajar menentapkan tujuan.
3. Siapkan cara untuk siswa agar bisa mencatat dan mengevaluasi kemajuannya.
4. Cek akurasi catatan siswa dari waktu ke waktu, dan dorng siswa untuk mengembangkan bentuk penguatan diri.

BAB V
MODEL PEMBELAJARAN ORANG DEWASA

Pembelajaran orang dewasa sering disebut dengan diklat, pelatihan sehingga pembahasan untuk tujuan diklat, pelatihan menjadi lebih mudah, praktis, dan terukur.

Ø Prinsip Pembelajaran Orang Dewasa (Andragogi)
- Kebutuhan untuk mengetahui
- Konsep diri peserta belajar atau pembelajar
- Peranan pengalaman peserta belajar atau pemelajar
- Kesiapan belajar
- Orientasi belajar
- Motivasi

Ø Pendekatan, Ruang Lingkup, dan Tujuan Pembelajaran Orang Dewasa
- Pendekatan pembelajaran orang dewasa
- Ruang lingkup pembelajaran orang dewasa
- Tujuan Pembelajaran orang dewasa

Ø Strategi Pembelajaran Orang Dewasa
- Waktu Pembelajaran
- Urutan kegiatan pembelajaran
- Metode pembelajaran
- Media pembelajaran

Ø Evaluasi Program Pembelajaran Orang Dewasa
Evaluasi program pembelajaran orang dewasa merupakan salah satu komponen dari keseluruhan sistem pendidikan, pembelajaran, atau pelatihan. Model evaluasi pembelajaran orang dewasa yang disajikan dalam buku merupakan model hasil pengembangan model yang populer untuk pembelajaran orag dewas.

BAB VI
PERLUKAH KOMPETENSI DALAM MENDESAIN PEMBELAJARAN
R. M. Guion dalam Spencer and spencer mendefinisikan kemampuan atau kompetensi sebagai karakteristik yang menonjol bagi seorang dan mengindikasikan cara berprilaku atau berpikir, dalam segala situasi dan berlangsung terus dalam periode waktu yang lama. Mereka juga mengkategorikan kompetensi ke dalam dua bagian yaitu threshold competences dan differentiating competences.
Ø Pentingnya Desain Pembelajaran
Proses pembelajaran yang tiap komponennya sangat menentukan keberhasilan belajar anak. Sebagai suatu sistem, proses belajar saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainnya.

Ø Pengertian Desain Pembelajaran
Suatu cara yang memuaskan untuk membua suatu kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah antisipasif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Ø Perencanaan Pembelajaran
Pembelajara yang akan direncanakan memerlukan berbagai teori untuk merancangnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar dapat memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran.

Ø Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran
- Perbaikan kualitas pembelajaran
- Pembelajaran dirancang dengan pendekatan sistem
- Desain pembelajaran mengacu pada bagaimana seorang belajar
- Desain pembelajaran diacukan pada siswa perorangan
- Desain pembelajaran harus diacukan pada tujuan

Ø Langkah langkah dalam mendesain pembelajaran
- Mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran
- Melakukan analisis pembelajaran
- Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik mahasiswa
- Merumuskan tujuan performasi
- Mengembagkan butir-butir tes acuan patokan

BAB VII
MODEL PEMBELAJARAN ELABORASI dan BUKU TEKS SUATU TERAPAN DALAM BELAJAR MATEMATIKA

Ø Hakikat Belajar Matematika di Sekolah Menengah umum
Hakekat belajar matematika adalah suatu aktivitas mental untuk memahami arti dan hubungan serta simbol, kemudian diterapkannya pada situasi nyata. Dikarenakan matematika sebagai suatu ilmu yang tersusun menurut struktur, maka sajian matematika hendaknya dilakukan dengan cara sistematis, teratur dan logis sesuai dengan perkembangan anak.

Ø Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Model Elaborasi
Strategi perorangan pembelajaran model elaborasi dan pengorganisasian buku teks yang merupakan dua strategi yang dibahas dalam kajian ini berada pada intinya mengorganisasi pembelajaran. salah satu dari strategi pengorganisasian pembelajaran adalah strategi pengorganisasian pembelajaran model elaborasi.

Ø Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Berdasarkan Urutan Buku Teks
Sangat penting artinya apabila dikaitkan dengan asumsi pacey yang antara lain menyatakan bahwa belajar adalah mengaitkan informasi baru kedalam pengetahuan sebelumnya dan belajar adalah mengorganisasikan pengetahuan. Buku teks matematilka dirancang dan diorganisasikan kembali oleh peneliti mengacu pada teori pengorganisasian pembelajaran berdasarkan buku teks.


BAB VIII
PERBAIKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI PEMBINA TENAGA PENGAJAR

Kualitas pembelajaran artinya mempersoalkan bagaimana kegiatan pemelajaran yang dilakukan selama ini dengan baik serta menghasilkan luaran yang baik pula. Agar pelaksanaan pegajaran diarahkan pada pengelolan proses pembelajaran.

Ø Hakikat Pembinaan Guru
Pembinaan guru diartikan sebagai serangkaian usaha bantuan kepada guru, terutama bantuan yang berwujud layanan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah, pemilik sekolah, pengawas, serta pembinaan untuk menigkatkan proses dan hasil belajar.

Ø Teknik Pembinaa Guru
- Kunjungan Kelas
- Pertemuan Pribadi
- Rapat Dewan Guru atau
- Kunjungan Antarsekolah
- Pertemuan dalam kelompok kerja

                                                                                                          
BAB IX
MODEL PEMBEJARAN KETERAMPILAN ( SUATU PENERAPAN PADA BELAJAR PRAKTIS PERMESINAN )

Beberapa teori menjelaskan tentang belajar, baik yang beraliran behaviorisme, kognitivisme, humanisme, maupun sibernetik.

Ø Dukungan Teori Belajar Praktik
Memiliki kekhususan karena biasanya dapat diukur melalui observasi, dan konotasi belajar praktik adalah belajar keterampilan.

Ø Praktik Permesinan di SMK
Sebagai latihan atau kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa dalam memperoleh keterampilan dibidng mesin, seperti membubut, mengefrais, penyekrap, dan menggerinda.

Ø Mesin-mesin Perkakas
Kemajuan yang pesat dari perkakas dan mesin mesin perkakas mendesak segala bentuk pekerjaan tangan yang lambat tidak aktif dan tidak ekonomis.



PEMBAHASAN


Ø Kelebihan
- Di dalam Buku Utama terdapat berbagai macam model pembelajaran, sedangkan didalam Buku Pembanding juga sama tetapi, disini lebih mengarah kepada model yang biasa digunakan.
- Di dalam Buku Utama memiliki materi tentang motivasi bagaimana menjadi guru yang profesional dalam mengajarkan model pembelajaran, Sedangkan Buku Pembanding tidak memiliki materi yang berkenaan dengan menjadikan guru yang profesional.
- Di dalam Buku Utama terlihat jelas inti dari buku tersebut karena didalam
isinya langsung menjelaskan setiap sub materi, Sedangkan pada Buku Pembanding juga sama menjelaskan setiap sub-materi tetapi pembahasan terlalu panjang tidak langsung ke inti materinya.
- Di dalam Buku Utama setiap model pembelajaran memiliki kekurangan dan kelebihan dari setiap model pembelajaran, Sedangkan Buku Pembanding tidak memilikinya, hanya memiliki penjelasan tentang model pembelajaran.
- Di dalam Buku Utama dijelaskan tentang pengembangan model pembelajaran, Sedangkan di Buku Pembanding tidak dijelaskan karena di Buku Pembanding sub-materinya langsung dijelaskan tanpa mengetahui pengembangan model pembelajarannya.

Ø Kelemahan
- Buku Utama setiap bab nya hanya menjelaskan apa itu model pembelajaran, Sedangkan Buku Pembanding setiap babnya memiliki materi tersendiri untuk dibahas.
- Buku Utama tidak memiliki cabang/anak-an dari penjabaran persub materi, Sedangkan Buku Pembanding memiliki penjabaran tersebut.
- Buku Utama terlalu banyak menjelaskan model pembelajaran sehingga pembaca kurag efektif memilih model pembelajaran mana yang sering digunakan, Sedangkan Buku Pembanding memiliki garis besar model pembelajaran yang sering digunakan banyak orang.
- Buku Utama isinya berfokus pada model pembelajaran saja, Sedangkan Buku Pembanding tidak berfokus pada model pembelajaran saja karena, banyak materi lain yang akan dibahas di dalam buku tersebut.
- Didalam Buku Utama Pemaparan tentang Model pembelajaran kurang luas, Sedangkan Buku Pembanding pemaparannya mencakup kawasan Luas.

PENUTUP


Ø  Kesimpulan
Model-model pembelajaran merupakan kerangka konseptual sedangkan strategi lebih menekankan pada penerapannya di kelas sehingga model-model pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan pada kegiatan perancangan kegiatan yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk siswa mengerti . Pendekatan pembelajaran memiliki banyak sekali definisi namun masing-masing masih memiliki hubungan.


Ø  Saran
Saya sebagai pembuat CBR ini menyadari masih banyak kekuarangan dalam pembuatan CBR saya. Saya berharap para pembaca dapat memaklumi dan mengambil pelajaran dari CBR yang telah saya buat. Semoga para pembaca dapat membuat CBR lebih baik dari yang saya buat.




 Daftar Pustaka 
B. Uno, H. (2017). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Kurniasih, I & Sani, B. (2015). Ragam Pengembangan Model Pembelajraan. Jakarta: Kata Pena.

















                                                                                                                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIFE LONG LEARNING

Life long learning merupakan sebuah bentuk kesadaran akan adanya perkembangan zaman yang selalu berubah sehingga dibutuhkan inisiatif untu...