Tulisan
ini merupakan tugas Critical Book Report mahasiswa
jurusan pendidikan masyarakat dengan mata kuliah pendekatan pembelajaran PLS
atas nama Risky Adinda Safitri, NIM 1192471006
Identitas Buku
Buku Utama
1. Judul :
Ragam Pengembangan Model Pembelajaran
2. Penulis
: Imas Kurniasih S.Pd & Berlin Sani
3. Penerbit
: Kata Pena
4. Kota Terbit :
Jakarta
5. Tahun
Terbit : 2015
6.Halaman
Buku : 127
7. ISBN
: 978-602-1296-15-8
Buku Pembanding
1.
Judul : Model Pembelajaran
Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif
2. Penulis : Prof. Dr. Hamzah B. Uno,
M. Pd
3. Penerbit : PT. Bumi Aksara
4. Kota Terbit : Jakarta
5. Tahun Terbit : 2017
6.Halaman Buku : 229
7. ISBN : 979-010-170-8
BAB 2 MENJADI GURU PROFESIONAL
Pengertian guru
profesional adalah semua orang yang mempunyai kewenangan serta bertanggung
jawab tentang pendidikan anak didiknya, baik secara individual atau klasikal,
di sekolah atau di luar sekolah. Guru juga mempunyai wewenang dan tanggung
jawab untuk membimbing serta membina muridnya. Secara sederhana, alat untuk
mengukur tingkat profesionalisme guru adalah dengan melihat kompetensi guru
dalam beberapa hal tertentu. Diantara kompetensi yang harus dimiliki guru
adalah:
1.
Kompetensi Pedogogik
Kompetensi Pedagogik merupakan kemampuan
yang berkaitan dengan pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang
mendidik dan dialogis. Kompetensi Pedagogik yang harus dimiliki yaitu:
·
Pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan
·
Pemahaman terhadap peserta didik
·
Pengembangan kurikulum atau silabus
·
Perancangan pembelajaran
·
Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan
dialogis
·
Pemanfaatan teknologi pembelajaran
·
Evaluasi hasil belajar
·
Pengembangan peserta didik guna
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki
2.
Kompetensi Personal
Kompetensi ini berkaitan dengan
kepribadian guru yang luhur yang tercermin dalam perilaku sehari-hari.
Kompetensi keprobadian terdiri dari:
·
Bertindak sesuai dengan norma agama,
hukum, sosial dan kebudayaan nasional
·
Menampilkan diri sebagai pribadi yang
jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat
·
Menampilkan pribadi yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan berwibawa
·
Menunjukkan etos kerja, bertanggung jawab
yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri
·
Menjunjung kode etik profesi guru
3.
Kompetensi Profesional
Guru profesional merupakan guru yang
terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya
bidangnya. Sebagai suatu profesi, maka harus memenuhi kriteria profesional,
sebagai berikut:
·
Fisik
·
Mental atau kepribadian
·
Keilmiahan atau pengetahuan 1
·
Keterampilan
4.
Kompetensi sosial
Kompetensi sosial guru adalah kemampuan
guru dalam berkomunikasi serta berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sekolah maupun lingkungan luar sekolah. Kompetensi sosial yang harus dimiliki
yaitu:
·
Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan
isyarat
·
Menggunakan teknologi komunikasi dan
informasi secara fungsional
·
Bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, dan tenaga kependidikan, dan orangtua/wali peserta
didik
·
Bergaul secara santun dengan masyarakat
sekitar.
BAB 3
PENGEMBANGAN
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran memiliki arti yang smaa dengan
pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Ciri-ciri khusus yang harus ada
dalam sebuah model pembelajaran yaitu:
·
Model tersebut harus rasional teoritik
serta yang logis dan disusun oleh para pencipta atau pengembangannya.
·
Memiliki landasan pemikiran tentang apa
dan bagaimana siswa belajar
·
Adanya tingkah laku dalam mengajar, agar
model tersebut dapat dilaksanakan dan berhasil
·
Adanya lingkungan belajar agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai
Dalam pengembangan konsep model pembelajaran, maka
guru harus bisa memastikan bahwa model mengajar atau pembelajaran itu harus
mengandung suatu rasional yang didasarkan pada teori, berisi serangkaian
langkah strategi yang dilakukan guru maupun siswa, didukung dengan sistem
penunjang atau fasilitas pembelajaran, dan metode untuk mengevaluasi kemajuan
belajar siswa.
BAB 4
BERBAGAI
MACAM MODEL PEMBELAJARAN
1.
Model Pembelajaran Student Teams
Achievement Divisions (STAD)
Penghargaan
kelompok berdasarkan atas sekor yang didapatkan oleh kelompok dan skor kelompok
ini diperoleh dari peningkatan siswa terhadap kelompoknya didasarkan ketentuan.
Langkah-langkah model pembelajaran STAD
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
·
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
·
Guru menyampaikan informasi kepada siswa
untuk membentuk kelompok-kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa
·
Menyajikan informasi
·
Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai
dalam waktu yang lebih singkat
·
Metode pembelajaran ini dapat melatih
siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat.
2.
Model Pembelajaran JIGSAW
Jigsaw adalah model pembelajaran
kooperatif yang didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajaraannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Pada model pembelajaran
jigsaw ini keaktifan siswa sangat dibutuhkan, dengan dibentuknya
kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 3-5 orang yang terdiri dari kelompok
asal dan kelompok ahli. Adapun langkah-langkah penerapan model pembelajaran
jigsaw, yaitu:
·
Persiapan
·
Penjelasan materi
·
Guru membagi siswa ke dalam kelompok asal
dan ahli
·
Guru menentukan skor awal masing-masing
kelompok
·
Rencana kegiatan
·
Melakukan evaluasi
3.
Model Pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT)
Model pembelajaran ini harus dilaksanakan
dengan memberikan penomoran sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor
berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok. Dengan pemberian
nomor tersebut, guru dapat mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang
diberikan dapat diambil dari materi pelajaran tertentu yang memang sedang
dipelajari. Dan dalam membuat pertanyaan diusahakan dapat bervariasi dari yang
spesifik sehingga bersifat umum dengan tingkat kesulitan yang bervariasi.
Teknik pelaksanaan Numbered Heads Together (NHT) yaitu:
· Siswa dibagi
dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
· Penugasan
diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai.
· Jika
perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok.
·
Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok
yang lain.
4.
Example Non Example
Model
ini di khusus kan untuk belajar membaca dan menulis permulaan dikelas permulaan
SD meskupun demikian, model ini dapat dipergunakan dalam berbagai bidng
pengajaran.
Teknis pelaksanaan model Example Non
Example, yaitu:
· Persiapan
guru untuk menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan materi dan tujuan
pembelajaran yang telah digariskan.
· Gambar
yang ada dipersiapkan dengan menggunakan media OHP atau proyektor, dan juga
bisa langsung menggunakan poster yang ditempel di papan tulis
· Setelah
gambar diperlihatkan, guru harus memberikan waktu kepada siswa untuk
mempelajari, menganalisa gambar yang sudah ada.
· Pendapat
siswa bisa diminta secara perorangan dan bisa juga secara kelompok yang sudah
ditentukan sebelumnya (pendapat dituliskan dan dipaparkan dengan waktu yang
telah ditentukan)
· Dari
komentar dan hasil diskusi siswa, guru menjelaskan materi sesuai tujuan yang
ingin dicapai dan kemudian menyimpulkan.
5.
Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)
Model
ini di khusus kan untuk belajar membaca dan menulis permulaan dikelas permulaan
SD meskupun demikian, model ini dapat dipergunakan dalam berbagai bidng
pengajaran.
Teknik pelaksanaan Model Metode Struktural
Analitik Sintetik (SAS), yaitu:
· Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan diberikan
· Kemudian
membaca dengan bahwan yang dijadikan 2 bagian
· Bagian
pertama membaca permulaan tanpa buku dan kemudian membaca permulaan buku
· Merekam
bahasa anak melalui pertanyaan-pertanyaan dari pengajar sebagai kontak
permulaan
· Menampilkan
gambar sambil bercerita. Setiap kali gambar diperlihatkan muncullah kalimat
anak-anak yang sesuai dengan gambar.
6.
Model Pembelajaran Terpadu
Merupakan
pengorganisasian pembelajaran yang menggunakan beberapa bidang mata pelajara
yang sesuai.
Teknis pelaksanaan Model Pembelajaran
Terpadu, yaitu:
· Integrasi
melalui pemaduan siswa
· Integrasi
materi atau mata pelajaran
· Tahap
perencanaan pembelajaran terpadu
· Tahapan
penentuan tema
· Langkah
perencaan aktivitas 5
· Evaluasi
dalam pembelajaran terpadu
· Kontrak belajar
7.
Model Pembelajaran Picture and Picture
Merupakan
model pembelajaran yang kooperatif adanya kelompok dengan menggunakan media
gambar yang dipasang atau diurutkan menjadi urutan logis.
Teknis pelaksanaan Model Pembelajaran
Picture and Picture, yaitu:
· Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
· Guru
menyampaikan pengantar pembelajaran
· Guru
memperlihatkan gambar-gambar yang telah disiapkan
· Langkah
selanjutnya siswa dipanggil secara bergantian untuk mengurutkan gambar-gambar
menjadi urutan yang logis
· Guru
menanyakan alasan logis urutan yang gambar
· Setelah
gambar menjadi urut, guru harus bisa menanamkan konsep atau materi sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai
8.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Introduction)
Ini
membuat siswa menjadi pembelajar yang mandiri, artinya ketika siswa elajar,
maka siswa dapat memilih strategi belajar yang sesuai, terampil menggunakan
strategi tersebut untuk belajar dan mampu mengontrol proses belajarnya, sserta
termotivasi untuk menyelesaikan belajarnya itu.
Teknis pelaksanaan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based Introduction), yaitu:
· Orientasi
siswa kepada masalah
· Mengorganisasikan
siswa untuk belajar
· Membimbing
penyelidikan individual maupun kelompok
· Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
· Menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
· Mempersiapkan
tugas interaktif
· Mempersiapkan
lingkungan belajar dan tugas-tugas managemen serta melakukan evaluasi
9.
Model Pembelajaran Mind Mapping
Merupakan
cara untuk menempatkan informasi kedalam otak dan mengambilnya kembali keluar
otak.
Teknis
pelaksanaan Model Pembelajaran Mind Mapping, yaitu:
· Pertama
kali guru harus menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
· Guru
menyampaikan materi sebagaimana biasa
· Untuk
mengetahui daya tanggap siswa, bentuklah kelompok berpasangan
· Tunjuk
salah satu siswa yang berpasangan itu untuk menceritakan materi yang baru
diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan
kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnnya.
· Menugaskan
siswa secara bergiliran atau bisa juga dengan cara diacak menyampaikan hasil
wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan
hasil wawancaranya.
· Guru
mengulangi atau menjelaskan kembali materi yang telah didiskusikan
· Dan
diakhiri dengan mengambil keputusan
10.
Model Make A Match
Model
ini siswa diajak mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau
topik dalam suasana yang menyenangkan.
Teknis
pelaksanaan model pembelajaran Model Make A Match, yaitu:
· Guru
menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep atau topik yang cocok untuk sesi
review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
· Setiap
siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban
· Tiap siswa
memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang
· Setiap
siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya
· Setiap
siswa yang dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya akan mendapat
hukuman, yang telah disepakati bersama
· Setelah
satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya, demikian seterusnya
· Siswa juga
bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok
· Guru
bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pembelajaran
11.
Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share
(TPS)
Adalah
jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa.
Teknis
pelaksanaan model Tipe Think Pair Share (TPS), yaitu:
· Dimulai
dengan langkah berpikir (thingking) sebagaimana model pembelajaran ini
· Langkah
selanjutnya adalah berpasangan (pairing)
· Setelah
membagi kelompok siswa diminta untuk berbagi (sharing)
12.
Model Pembelajaran Debat
Lebih
diarahkan untuk mengembangkan kemampuan tertentu dkalangan siswa, seperti siswa
mampu mengutarakan pendapat secara logis. 7
Teknis
pelaksanaan model Debat, yaitu:
·
Buatlah sebuah pernyataan yang
kontroversial terhadap materi yang telah kita berikan sebelumnya
·
Bentuk siswa dalam 2 kelompok besar di
dalam kelas dengan satu kelompok adalah sebagi kelompok pro atau pendukung
pernyatan sementara satu kelompok yang lain adalah sebagaii kelompok kontra
atau kelompok yang menolak pernyataan tersebut.
·
Selahkan tanyakan kepada kelompok pro,
mengapa mereka mendukung pernyataan tersebut. Alasan-alasan apa yang menguatkan
pernyataan tersbeut? Dan setelah itu kelompok kontra harus mempertahankan
pendapatnya tersebut juga disertai dengan argumentasi-argumentasi yang masuk
akal.
·
Atur lalu lintas debat agar tidak terjadi
“Debat Kusir”
13.
Model Pembelajaran Artikulasi
Adalah
Pembelajaran dengan sistem pesan berantai.
Teknis
pelaksanaan model Artikulasi, yaitu:
·
Pertama kali guru menerangkan pelajaran
apa yang hendak dibahas serta menjelaskan model pembelajaran yang hendak
digunakan
·
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin
dicapai
·
Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
hingga siswa paham
·
Untuk mengetahui daya serap siswa,
bentuklah kelompok berpasangan dua orang
·
Menugaskan salah satu siswa dari pasangan
itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar
sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga
kelompok lainnya
·
Menugaskan siswa secara bergiliran atau
juga bisa dengan cara diundi atau diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan
teman pasangannya sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
·
Guru mengulangi kembali materi yang
sekiranya belum dipahami siswa
·
Kemudia menyimpulkan materi dan menurup
pembelajaran
14.
Model Pembelajaran Role Playing
Cara
penguasaan bahanbahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan
siswa terhadap materi.
Teknis
pelaksanaan model Role Playing, yaitu:
·
Guru menyusun serta mempersiapkan skenario
yang akan ditampilkan dalam metode role playing
·
Kemudian guru menunjuk beberapa siswa
untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar
·
Guru membentuk kelompok siswa yang
anggotanya lebih kurang 5 orang
8
·
Memberikan penjelasan tentang kompetensi
yang ingin dicapai
·
Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk
untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
·
Masing-masing siswa berada dikelompoknya
sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan
·
Setelah selesai ditampilkan, masing-masing
siswa diberikan lembar kerja untuk membahas atau memberi penilaian atas
penampilan masing-masing kelompok
·
Masing-masing kelompok meyampaikan hasil
kesimpulannya
·
Guru memberikan kesimpulan secara umum,
kemudian melakukan evaluasi seperti biasanya dan setelah itu menutup.
15.
Model Pembelajaran Group Investigation
Salah satu cara
bentuk model pembelajaran kooperatif yang memiliki titik tekan pada partisipasi
dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi atau segala sesuatu menegnai
materi pembelajaran yang akan dipelajari.
Teknis pelaksanaan
model Group Investigation, yaitu:
·
Menyeleksi topik
·
Merencanakan kerjasama
·
Pelaksanaan
·
Analisis dan sintesis
·
Penyajian hasil akhir
·
Melakukan evaluasi
16.
Model Pembelajaran bertukar Pasangan
Model pembelajaran
dengan proses yang sangat dianamis ketika dilaksanakan.
Teknis pelaksanaan
model bertukar pasangan, yaitu:
·
Siswa dibentuk berkelompok secara
berpasangan, bisa pilihan guru ataupun pilihan siswa sendiri
·
Guru memberikan tugas dan siswa
mengerjakan tugas dengan pasangannya
·
Setelah selesai setiap pasangan bergabung
dengan satu pasangan dari kelompok yang lain
·
Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan,
kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban
mereka
·
Temuan baru yang didapat dari pertukaran
pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula
·
Setelah itu guru menyimpulkan materi
pelajaran seperti biasa dan baru menutup pelajaran
17.
Model pembelajaran Snowball Throwing
Model
pembelajaran dengan menggunakan bola kemudia dilemparkan secara bergiliran
anatara sesama anggota kelompok. 9
Teknis
pelaksanaan model Snowball Throwing, yaitu:
·
Seperti pembelajaran biasa, dimana guru
menyampaikan materi yang akan disajikan. Cukup beberapa menit saja.
·
Setelah itu membentuk kelompok dan
memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang
materi
·
Masing-masing ketua kelompok kembali ke
kelompoknya masing-masing, kemudia menjelaskan materi yang disampaikan oleg
guru kepada temannya
·
Kemudian masing-masing siswa diberikan
satu lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi
yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
·
Kemudia kertas tersbeut dibuat seperti
bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama kurang lebih 5
menit
·
Setelah siswa mendapat satu bola atau satu
pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis
dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
·
Setelah semuanya mendapat giliran,
kemudian guru memberikan kesimulan materi hari itu dan melakukan evaluasi jika
dibutuhkan dan kemudian menutup pelajaran
18.
Model Pembelajaran Student Facilitator And
Explaining
Model
pembelajaran yang melatih siswa untuk dapat mempersentasikan ide atau gagasan
mereka pada teman temannya.
Teknis
pelaksanaan model Student Facilitator And Explaining, yaitu:
·
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin
dicapai dalam pembelajaran tersebut
·
Guru menerangkan atau menyajikan
garis-garis besar materi pembelajaran
·
Kemudian memberikan kesempatan siswa untuk
menjelaskan kepada siswa lainnya
·
Guru menyimpulkan ide atau pendapat dari
siswa
·
Guru menerangkan semua materi yang
disajikan sebagai kesimpulan dan kemudia menutup pelajaran
19.
Model Pembelajaran Course Review Horay
Teknis pelaksanaan
model Course Review Horay, yaitu:
·
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin
dicapai
·
Guru menyajikan atau mendemonstrasikan
materi sesuai topik dan tanya jawab
·
Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok
·
Untuk menguji pemahaman siswa disuruh
membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan dan diisi dengan nomor tang
ditentukan guru
·
Guru membaca soal secara acak dan siswa
menuliskan jawabannya didalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru.
·
Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa
telah ditulis didalam kartu atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang
telah diberikan tadi
·
Bagi yang benar, siswa diberikan tanda
check list dan langsung berteriak horay atau menyanyikan yel-yelnya
·
Nilai siswa dihitung dari jawaban yang
benar dan yang banyak berteriak horay
·
Guru memberikan reward pada yang
memperoleh nilai tinggi atau yang banyak memperoleh horay
·
Penutup
20.
Model Pembelajaran Talking Stick
Teknis pelaksanaan
Talking Stick, yaitu;
·
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada
saat itu
·
Guru membentuk kelompok yang terdiri atas
5 orang
·
Guru menyiapak sebuah tongkat yang
panjanganya 20 cm
·
Guru menyampaikan materi pokok yang akan
dipelajari kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan
mempelajari materi pelajaran tersebut dalam waktu yang telah ditentukan
21.
Model Pembelajaran Eksperimen
Teknis pelaksanaan
model Eksperimen, yaitu:
·
Menerangkan tujuan pembelajaran yang akan
dipelajari
·
Kemudian guru menerangkan tentang model
pembelajaran yang akan dilaksanakan
·
Membicarakn terlebih dahulu permasalahan
yang signifikan untuk di angkan dan akan dipertontonkan
·
Sebelum guru menetapkan alat yang
diperlukan langkah-langkah apa saja yang harus di variabel-variabel apa yang
harus dikontrol
·
Setelah eksperimen dilakukan guru harus
mengumpulkan laporan, memproses kegiatan, dan mengadakan tes untuk menguji
pemahaman murid
22.
Model Pembelajaran CIRC (Cooperative,
Intergrated, Reading and Composition)
Teknis pelaksanaan
model CIRC, yiatu:
·
Separuh kelas membentuk lingkaran kecil
dan mengahadap keluar
·
Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran
diluar lingkaran pertama menghadap kedalam
·
Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran
kecil dan besar berbagi informasi
·
Pertukaran informasi bisa dilakukan oleh
semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
·
Kemudian siswa yang dilingkaran kecil diam
ditempat, sementara siswa yang dilingkaran besar bergeser satu atau dua langkah
searah jarum jam
·
Sekarang siswa berada dilingkaran besar
yang membagi informasi demikian seterusnya
·
Siswa saling membagi informasi pada saat
yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur
23.
Model Pembelajaran Cooperative Learning
(Tebak Kata)
Teknis pelaksanaan
model Cooperative Learning (Tebak Kata), yaitu:
·
Guru menjelaskan kompetensi yang ingin
dicapai
·
Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di
depan kelas
·
Seorang siswa diberi karti yang berukuran
10x10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa lainnya diberi
kartu yang berukuran 5x2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian
ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga
·
Sementara siswa membawa kartu 10x10 cm
membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa
yang dimaksud dalam kartu 10x10 cm. Jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu
yang ditempekan di dahi atau telinga
·
Apabila jawaban tepat (sesuai yang
tertulis) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah
ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi
jawaban, dan seterusnya.
24.
Model Pembelajaran Word Square
Teknis pelaksanaan
model Word Square, yaitu:
·
Lengkah pertama, guru menyampaikan materi
sesuai dengan tujuan pembelajaran materi tersebut.
·
Kemudian guru membagikan lembaran kegiatan
sesuai arahan yang ada
·
Siswa menjawab soal kemudian mengarsir
huruf dalam kotak sesuai jawaban secara vertikal, horizontal maupun diagonal
·
Berikan poin setiap jawaban dalam kotak
25.
Model Pembelajaran Scramble
Siswa hanya
ditugaskan mengkoreksi jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat dan
benar.
Teknik
Pelaksanaan Model Pembelajaran Scramble
· Guru
menyajikan materi sesuai topik
· Media
yang digunakan dalam model Scramble
· Mempersiapkan
media
· Guru
menyampaikan materi sesuai kompetensi
· Kemudian
susun huruf hurufnya
26. Model
Pembelajaran Take an Give
Merupakan model pembelajaran yang
memiliki sintaks, menuntut siswa mampu memahami materi pelajaran yang diberikan
guru dan teman lainnya.
27.
Model Pembelajaran Consept Sentence
Merupakan salah satu dari cooperative
learning, dimana siswa belajar dengan kelompoknya untuk membuat beberapa
kalimat sesuai dengan kata kunci yang telah diberikan oleh guru kepada siswa.
28.
Model pembelajaran Time Token
Merupakan salah satu contoh kecil dari
penerapan pembelajaran yang demokratis disekolah.
29.
Model Pembelajaran Round Club
Adalah kegiatan pembelajaran dengan cara
berkelompok untuk berkerja sama saling membantu mengjontruksi konsep.
30.
Model Pembelajaran Pair Cheks Spencer
Kagen
Proses belajar yang mengedepankan kerja
sama kelompok.
31.
Model Pembelajaran Inquiry
Pembelajaran dengan seni merekayasa
situasi situasi sedemikian rupa sehingga siswa bisa berperan sebagai ilmuan.
32.
Metode Pembelajaran Cooperative Script
Metode pembelajaran berpasang
pasangan dan masing masing individu
dalam pasangan yang ada mengikhtisarkan materi materi yang telah dipelajari.
BUKU PEMBANDING
BAB I
STRATEGI PEMBELAJARAN
1.
Pandangan Tentang Strategi Pembelajaran
Terdapat
berbagai pandangan tentang strategi pembelajaran sebagaimana telah dikemukakan
oleh para ahli sebagai berikut.
-
Kozna
-
Gerlach dan Ely
-
Dick dan Carey
-
Gropper
2. Komponen
Strategi Pembelajaran
-
Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
Sebagai bagian dari suatu sistem pembelajaran
secara keseluruhan memegang peranan penting.
-
Penyampaian Informasi
Sebagai suatu kegiatan yang paling penting
dalam proses pembelajaran.
-
Partisipasi Peserta Didik
Peserta didik merupakan pusat dari suatu
kegiatan belajar.
-
Tes
Digunakan
oleh guru untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran telah tercapai atau
belum.
-
Kegiatan Lanjutan
Suatu hasil
kegiatan yang telah dilakukan sering kali tidak dilaksanakan dengan baik oleh
guru.
3. Kriteria
Pemilihan Strategi Pembelajaran
-
Berorientasi pada tujuan pembelajaran.
-
Pilih teknik embelajaran sesuai dengan keterampilan yang diharapkan.
-
Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan rangsangan pada
indra peserta didik.
BAB II
MODEL PEMBELAJARAN SOSIAL
1. Model
Pembelajaran Bermain Peran
Bahwa
bermain peran dapat mendorong siswa mengekspresikan perasaannya dan bahkan
melepaskan, dan proses psikologis melibatkan sikap nilai dan keyakinan kita
serta mengarahkan pada kesadaran melalui keterlibatan yang disertai analisis.
Prosedur
bermain peran terdiri atas sembilan langkah yaitu : Pemanasan, Memilih
Partisipan, Menyiapkan Pengamat, Menata Panggung, Memainkan peran, Diskusi dan
Evaluasi, Memainkan peran Ulang, Diskusi dan Evaluasi ke dua, dan berbagi
pengalaman dan kesimpulan.
2. Model
Pembelajaran Simulasi Sosial
Simulasi
telah diterapkan dalam pendidikan lebih dari 30 tahun. Pelopornya antara lain
Sarene Boocock dan Harold Guetzkow. Walaupun model simulasi bukan berasal dari
disiplin ilmu pendidikan, tetapi merupakan penerapan dari prinsip sibernetik,
suatu cabang dari psikologi sibernetik yaitu suatu studi perbandingan antara
bilogis dan teknologi.
Proses
simulasi tergantung pada peran fasilitator, ada 4 prinsip yang harus dipegang
oleh fasilitator : 1. Penjelasan, 2. Mengawasi, 3. Melatih, 4. Diskusi.
3. Model
Pembelajaran Telaah Yurisprudensi (Juris Prudential Inquiry)
Model
pembelajaran yang melatih siswa untuk peka terhadap permasalahan sosial,
mengambil posisi terhadap permasalahan tersebut, serta mempertahankan sikap
tersebut dengan argumentasi yang relevan dan valid.
Kunci
Umum keberhasilan model ini adalah melalui metode dialog socrates.
Langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu : 1. Orientasi terhadap kasus, 2.
Mengidentifikasi Isu, 3. Pengambilan posisi, 4. Mengalih argumentasi untuk
mendukung posisi, 5. Memperjelas ulang dan memperkuat posisi, 6. Menguji asumsi
tentang fakta definisi dan konsekuensi.
BAB III
MODEL PEMBELAJARAN JARAK JAUH
Adalah
sekumpulan metode pengajaran dimana aktifitas pengajaran dilaksanakan secara
terpisah dari aktifitas belajar. Pemisah kedua kgiatan tersebut dapat berupa
jarak fisik dan nonfisik. Sistem pendidikan jarak jauh merupakan suatu
alternatif pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan. Dalam sistem perlu
diperhatikan tentang desain dan pengembangan sistem, interactivity, active
learning, visual imagery, dan komunikasi yang efektif.
Ø Pendidikan
Jarak Jauh Secara Online
Pendidikan
jarak jauh secara online mengatasi keterbatasan yang ada pada jenis-jenis pendidikan
jarak jauh lainnya yaitu jarak jauh dengan satelit serta teknologi televisi.
Ø Pendidikan
Jarak Jauh Berbasis WEB Secara Online
Diumpamakan suatu
pendidikan jarak jauh berbasis web sebagai suatu community maka didalamnya
harus dapat memfasilitasi bertemunya atau berinteraksinya mahasiswa dan dosen.
Ø Pendidikan
Secara Online Di Luar Negeri
Di luar negeri,
khususnya di negara maju, pendidikan jarak jauh menjadi alternatif pendidikan
yang cukup digemari. Metode pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa,
karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tangga dan lansia.
Ø Prospek
Pendidikan Secara Online di Indonesia
Di Indonesia,
prospek pendidikan jarak jauh dengan sarana internet telah menjadi perhatian
beberapa kalangan, baik dari dunia pendidikan maupun dunia teknologi informasi.
BAB IV
MANAJEMEN
DIRI DALAM PEMBELAJARAN
Pandangan
behavioral dalam belajar adalah manajemen diri yaitu membantu siswa agar mampu
mengontrol kegiatan belajarnya. Peran siswa dalam kegiatan belajarnya merupakan
perhatian umum dari para psikolog dan para pendidik saat ini. Perhatian ini
tidak terbatas pada beberapa kelompok atau teori tertentu.
Ø Deskripsi
Teori
Yaitu menentukan
tujuan, memonitor dan mengevaluasi kemajuan, dan memberikan penguatan diri. Hidup
dipenuhi dengan tugas-tugas yang perlu diurutkan dalam manajemen diri agar
kegiatan lebih teratur dan pencapaian tujuan bisa diprediksi.
Ø Menentukan
Tujuan
Tujuan yang
berorientasi pada tugas harus didorong untuk dikembangkan sendiri oleh yang
bersangkutan, sesuai dengan pola belajar awal dari orang tersebut.
Ø Mencatat
dan Mengevaluasi kemajuan
Beberapa contoh
perilaku yang tepat untuk dicatat sendiri antara lain banyaknya tugas yang
diselesaikan, waktu yang dihabiskan untuk mempraktikan kerampilan, banyaknya
buku yang dibaca, dan frekuensi meninggalkan kelas tanpa permisi. Evaluasi diri
kadang kala lebih sulit daripada pencatatan diri yang sederhana karena
menyangkut pemberian keputusn tentang kualitas.
Ø Penguatan
Diri
Penguatan diri
sangat membantu, bagi siswa yang kurang memiliki motivasi berprestasi atau bagi
siswa yang kurang akurat dalam menentukan ukuran kesuksesan.
Ø Petunjuk
Pelaksanaan Program Manajemen Diri
1. Memperkenalkan
sistem secara positif.
2. Membantu siswa
belajar menentapkan tujuan.
3. Siapkan cara
untuk siswa agar bisa mencatat dan mengevaluasi kemajuannya.
4. Cek akurasi
catatan siswa dari waktu ke waktu, dan dorng siswa untuk mengembangkan bentuk
penguatan diri.
BAB V
MODEL
PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
Pembelajaran orang
dewasa sering disebut dengan diklat, pelatihan sehingga pembahasan untuk tujuan
diklat, pelatihan menjadi lebih mudah, praktis, dan terukur.
Ø Prinsip
Pembelajaran Orang Dewasa (Andragogi)
- Kebutuhan untuk
mengetahui
- Konsep diri
peserta belajar atau pembelajar
- Peranan
pengalaman peserta belajar atau pemelajar
- Kesiapan belajar
- Orientasi
belajar
- Motivasi
Ø Pendekatan,
Ruang Lingkup, dan Tujuan Pembelajaran Orang Dewasa
- Pendekatan pembelajaran orang
dewasa
- Ruang lingkup pembelajaran orang
dewasa
- Tujuan Pembelajaran orang dewasa
Ø Strategi
Pembelajaran Orang Dewasa
- Waktu Pembelajaran
- Urutan kegiatan pembelajaran
- Metode pembelajaran
- Media pembelajaran
Ø Evaluasi
Program Pembelajaran Orang Dewasa
Evaluasi program pembelajaran orang dewasa merupakan
salah satu komponen dari keseluruhan sistem pendidikan, pembelajaran, atau
pelatihan. Model evaluasi pembelajaran orang dewasa yang disajikan dalam buku
merupakan model hasil pengembangan model yang populer untuk pembelajaran orag
dewas.
BAB VI
PERLUKAH KOMPETENSI DALAM MENDESAIN
PEMBELAJARAN
R.
M. Guion dalam Spencer and spencer mendefinisikan kemampuan atau kompetensi
sebagai karakteristik yang menonjol bagi seorang dan mengindikasikan cara
berprilaku atau berpikir, dalam segala situasi dan berlangsung terus dalam
periode waktu yang lama. Mereka juga mengkategorikan kompetensi ke dalam dua
bagian yaitu threshold competences dan differentiating competences.
Ø
Pentingnya Desain Pembelajaran
Proses
pembelajaran yang tiap komponennya sangat menentukan keberhasilan belajar anak.
Sebagai suatu sistem, proses belajar saling berkaitan dan bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapainnya.
Ø
Pengertian Desain Pembelajaran
Suatu cara
yang memuaskan untuk membua suatu kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai
dengan berbagai langkah antisipasif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi
sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ø
Perencanaan Pembelajaran
Pembelajara
yang akan direncanakan memerlukan berbagai teori untuk merancangnya agar
rencana pembelajaran yang disusun benar dapat memenuhi harapan dan tujuan
pembelajaran.
Ø
Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran
- Perbaikan
kualitas pembelajaran
- Pembelajaran
dirancang dengan pendekatan sistem
- Desain
pembelajaran mengacu pada bagaimana seorang belajar
- Desain
pembelajaran diacukan pada siswa perorangan
- Desain
pembelajaran harus diacukan pada tujuan
Ø
Langkah langkah dalam mendesain
pembelajaran
- Mengidentifikasi
tujuan umum pembelajaran
- Melakukan
analisis pembelajaran
- Mengidentifikasi
tingkah laku masukan dan karakteristik mahasiswa
- Merumuskan
tujuan performasi
- Mengembagkan
butir-butir tes acuan patokan
BAB VII
MODEL
PEMBELAJARAN ELABORASI dan BUKU TEKS SUATU TERAPAN DALAM BELAJAR MATEMATIKA
Ø Hakikat
Belajar Matematika di Sekolah Menengah umum
Hakekat belajar
matematika adalah suatu aktivitas mental untuk memahami arti dan hubungan serta
simbol, kemudian diterapkannya pada situasi nyata. Dikarenakan matematika
sebagai suatu ilmu yang tersusun menurut struktur, maka sajian matematika
hendaknya dilakukan dengan cara sistematis, teratur dan logis sesuai dengan
perkembangan anak.
Ø Strategi
Pengorganisasian Pembelajaran Model Elaborasi
Strategi
perorangan pembelajaran model elaborasi dan pengorganisasian buku teks yang
merupakan dua strategi yang dibahas dalam kajian ini berada pada intinya
mengorganisasi pembelajaran. salah satu dari strategi pengorganisasian
pembelajaran adalah strategi pengorganisasian pembelajaran model elaborasi.
Ø Strategi
Pengorganisasian Pembelajaran Berdasarkan Urutan Buku Teks
Sangat penting
artinya apabila dikaitkan dengan asumsi pacey yang antara lain menyatakan bahwa
belajar adalah mengaitkan informasi baru kedalam pengetahuan sebelumnya dan
belajar adalah mengorganisasikan pengetahuan. Buku teks matematilka dirancang
dan diorganisasikan kembali oleh peneliti mengacu pada teori pengorganisasian
pembelajaran berdasarkan buku teks.
BAB VIII
PERBAIKAN
KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI PEMBINA TENAGA PENGAJAR
Kualitas
pembelajaran artinya mempersoalkan bagaimana kegiatan pemelajaran yang
dilakukan selama ini dengan baik serta menghasilkan luaran yang baik pula. Agar
pelaksanaan pegajaran diarahkan pada pengelolan proses pembelajaran.
Ø Hakikat
Pembinaan Guru
Pembinaan guru
diartikan sebagai serangkaian usaha bantuan kepada guru, terutama bantuan yang
berwujud layanan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah, pemilik
sekolah, pengawas, serta pembinaan untuk menigkatkan proses dan hasil belajar.
Ø Teknik
Pembinaa Guru
- Kunjungan Kelas
- Pertemuan
Pribadi
- Rapat Dewan Guru
atau
- Kunjungan
Antarsekolah
- Pertemuan dalam
kelompok kerja
BAB IX
MODEL
PEMBEJARAN KETERAMPILAN ( SUATU PENERAPAN PADA BELAJAR PRAKTIS PERMESINAN )
Beberapa teori
menjelaskan tentang belajar, baik yang beraliran behaviorisme, kognitivisme,
humanisme, maupun sibernetik.
Ø Dukungan
Teori Belajar Praktik
Memiliki
kekhususan karena biasanya dapat diukur melalui observasi, dan konotasi belajar
praktik adalah belajar keterampilan.
Ø Praktik
Permesinan di SMK
Sebagai latihan
atau kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa dalam memperoleh keterampilan
dibidng mesin, seperti membubut, mengefrais, penyekrap, dan menggerinda.
Ø Mesin-mesin
Perkakas
Kemajuan yang
pesat dari perkakas dan mesin mesin perkakas mendesak segala bentuk pekerjaan
tangan yang lambat tidak aktif dan tidak ekonomis.
PEMBAHASAN
Ø Kelebihan
- Di dalam Buku
Utama terdapat berbagai macam model pembelajaran, sedangkan didalam Buku
Pembanding juga sama tetapi, disini lebih mengarah kepada model yang biasa
digunakan.
- Di dalam Buku
Utama memiliki materi tentang motivasi bagaimana menjadi guru yang profesional
dalam mengajarkan model pembelajaran, Sedangkan Buku Pembanding tidak memiliki
materi yang berkenaan dengan menjadikan guru yang profesional.
- Di dalam Buku
Utama terlihat jelas inti dari buku tersebut karena didalam
isinya langsung menjelaskan setiap
sub materi, Sedangkan pada Buku Pembanding juga sama menjelaskan setiap
sub-materi tetapi pembahasan terlalu panjang tidak langsung ke inti materinya.
- Di dalam Buku
Utama setiap model pembelajaran memiliki kekurangan dan kelebihan dari setiap
model pembelajaran, Sedangkan Buku Pembanding tidak memilikinya, hanya memiliki
penjelasan tentang model pembelajaran.
- Di dalam Buku
Utama dijelaskan tentang pengembangan model pembelajaran, Sedangkan di Buku
Pembanding tidak dijelaskan karena di Buku Pembanding sub-materinya langsung
dijelaskan tanpa mengetahui pengembangan model pembelajarannya.
Ø Kelemahan
- Buku Utama
setiap bab nya hanya menjelaskan apa itu model pembelajaran, Sedangkan Buku
Pembanding setiap babnya memiliki materi tersendiri untuk dibahas.
- Buku Utama tidak
memiliki cabang/anak-an dari penjabaran persub materi, Sedangkan Buku
Pembanding memiliki penjabaran tersebut.
- Buku Utama
terlalu banyak menjelaskan model pembelajaran sehingga pembaca kurag efektif
memilih model pembelajaran mana yang sering digunakan, Sedangkan Buku
Pembanding memiliki garis besar model pembelajaran yang sering digunakan banyak
orang.
- Buku Utama
isinya berfokus pada model pembelajaran saja, Sedangkan Buku Pembanding tidak
berfokus pada model pembelajaran saja karena, banyak materi lain yang akan
dibahas di dalam buku tersebut.
- Didalam Buku
Utama Pemaparan tentang Model pembelajaran kurang luas, Sedangkan Buku
Pembanding pemaparannya mencakup kawasan Luas.
PENUTUP
Ø Kesimpulan
Model-model
pembelajaran merupakan kerangka konseptual sedangkan strategi lebih menekankan
pada penerapannya di kelas sehingga model-model pembelajaran dapat digunakan
sebagai acuan pada kegiatan perancangan kegiatan yang sistematik dalam
mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk siswa mengerti .
Pendekatan pembelajaran memiliki banyak sekali definisi namun masing-masing
masih memiliki hubungan.
Ø Saran
Saya
sebagai pembuat CBR ini menyadari masih banyak kekuarangan dalam pembuatan CBR
saya. Saya berharap para pembaca dapat memaklumi dan mengambil pelajaran dari
CBR yang telah saya buat. Semoga para pembaca dapat membuat CBR lebih baik dari
yang saya buat.
Daftar Pustaka
B. Uno, H. (2017). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kurniasih, I & Sani, B. (2015). Ragam Pengembangan Model Pembelajraan. Jakarta: Kata Pena.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar